Berbagi Ilmu Tentang Prinsip-Prinsip Dalam Manajemen

Kali ini Saya akan berbagi tentang Berbagi Ilmu Tentang Prinsip-Prinsip Dalam Manajemen kepada teman-teman Artikel Ini Bertujuan Untuk Menambahkan Wawasan Kita Tentang Berbagi Ilmu Tentang Prinsip-Prinsip Dalam Manajemen Jika Teman-Teman Suka Dengan Berbagi Ilmu Tentang Prinsip-Prinsip Dalam Manajemen silahkan berbagi kepada teman-teman yg lainnya Ya udah Langsung saja Membaca Berbagi Ilmu Tentang Prinsip-Prinsip Dalam Manajemen ke TKP
Sobat blogger yang saya hormati kali ini kita akan Berbagi Ilmu Tentang Manajemen yaitu Prinsip-prinsip dalam manajemen, silahkan di simak ya..
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:

  1. Pembagian kerja (division of work)
  2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
  3. Disiplin (discipline)
  4. Kesatuan perintah (unity of command)
  5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
  6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri (subordination of individual interests to the general interests)
  7. Pembayaran upah yang adil (remuneration)
  8. Pemusatan (centralisation)
  9. Hirarki (hierarchy)
  10. Tata tertib (order)
  11. Keadilan (equity)
  12. Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)
  13. Inisiatif (Inisiative)
  14. Semangat kesatuan (esprits de corps)
Demikian berbagi ilmu tentang manajemen yaitu Prinsip-prinsip dalam manajemen, yang dapat saya berikan kepada sobat blogger dan tentunya banyak referensi maupun buku-buku lain yang membahas tentang prinsip-prinsip dalam manajemen, semoga info ini bermanfaat..

Contoh Makalah Manajemen Administrasi Perkantoran

Kali ini Saya akan berbagi tentang Contoh Makalah Manajemen Administrasi Perkantoran kepada teman-teman Artikel Ini Bertujuan Untuk Menambahkan Wawasan Kita Tentang Contoh Makalah Manajemen Administrasi Perkantoran Jika Teman-Teman Suka Dengan Contoh Makalah Manajemen Administrasi Perkantoran silahkan berbagi kepada teman-teman yg lainnya Ya udah Langsung saja Membaca Contoh Makalah Manajemen Administrasi Perkantoran ke TKP
Ok Sobat blogger kali ini saya akan berbagi ilmu tentang Contoh Makalah Manajemen Administrasi Perkantoran. Untuk lebih lengkap dan jelasnya silahkan DOWNLOAD DISINI , tetapi untuk sekedar bocoran silahkan copy paste saja bahan kerangka dasarnya dari makalah ini. Saya  menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, semoga pengembangan dari makalah ini bermanfaat ata


MAKALAH MANAJEMEN PERKANTORAN
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP PERKANTORAN”













OLEH :




……………
NIM..................




Program Studi Administrasi Perkantoran



UNIVERSITAS
………………..










 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 
KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang 
B.    Rumusan Masalah 
C.    Tujuan 
BAB II PEMBAHASAN
PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP PERKANTORAN 3
A.   Pengertian Kantor 
B.    Manajemen Perkantoran 
C.    Perkantoran Modern 
D.   Prinsip-Prinsip Manajemen Perkantoran Modern 
BAB III PENUTU
A.   Kesimpulan 
B.    Saran 

Persiapan Hari Tua Dengan Manajemen Pensiun

Kali ini Saya akan berbagi tentang Persiapan Hari Tua Dengan Manajemen Pensiun kepada teman-teman Artikel Ini Bertujuan Untuk Menambahkan Wawasan Kita Tentang Persiapan Hari Tua Dengan Manajemen Pensiun Jika Teman-Teman Suka Dengan Persiapan Hari Tua Dengan Manajemen Pensiun silahkan berbagi kepada teman-teman yg lainnya Ya udah Langsung saja Membaca Persiapan Hari Tua Dengan Manajemen Pensiun ke TKP
manajemen pensiun.img
Sobat blogger kali ini saya akan berbagi ilmu tentang bagaimana Persiapan Hari Tua Dengan Manajemen Pensiun, di lihat dari judulnya kayaknya kita ini udah mau pensiun, tapi dipikir-pikir persiapan itu penting lho.. agar kita tidak menyesal dihari tua nanti, bagaimana srtuju kan.. lansung saja kita simak yang berikut ini:

Saat ini di berbagai instansi  sudah memiliki program persiapan pensiun untuk mempersiapkan karyawannya. Mempersiapkan masa pensiun menjadi sangat penting, karena biasanya di akhir masa kerja jika seseorang tidak siap bisa berakibat buruk, seperti pengelolaan dana yang salah dapat berakibat kebankrutan.

Salah satu cara Persiapan Hari Tua Dengan Manajemen Pensiun adalah memiliki anggaran investasi. Semakin muda Anda mempersiapkan diri, maka semakin baik karena masih panjang jalan yang terbentang artinya semakin banyak Anda bisa menabung untuk masa pensiun. Investasi yang ditujukan untuk pensiun berarti investasi jangka panjang, alokasinya bisa berupa saham, obligasi, reksadana, real estate, logam mulia maupun uang tunai.

Para peneliti menyatakan bahwa alokasi aset yang tepat bertanggung jawab terhadap 90% keuntungan yang Anda dapatkan, sehingga menentukan alokasi aset sangatlah penting. Untuk mendapatkan keuntungan yang besar, tentu resikonya besar. Untuk itu, penting menyeimbangkan kemampuan Anda untuk menanggung resiko kerugian dengan jumlah keuntungan yang ingin didapatkan.

Jangan tergiur dengan keuntungan yang besar, jika Anda tidak siap untuk mengalami kehilangan yang besar pula. Selain itu, beberapa tahun terakhir ini banyak investor mengalami kerugian besar karena menjadi panik saat investasinya turun. Mereka malah beramai-ramai menjual investasinya, hal ini menimbulkan kerugian permanen, yang seharusnya jika mereka berani untuk menahannya, kerugian itu hanyalah kerugian sementara.

Untuk menentukan besarnya alokasi aset ada beberapa cara, namun yang termudah adalah dengan Persiapan Hari Tua Dengan Manajemen Pensiun menggunakan usia Anda:

- Usia Anda sebagai penentu obligasi. Jadi jika usia Anda dibawah 40 tahun, misalnya 35 tahun maka jumlah uang yang dialokasikan pada saham atau obligasi adalah 35% dari modal Anda : 65% ekuitas/35% obligasi.

-Jika usia Anda diatas 40 tahun, maka 110 dikurang jumlah usia. Umpamanya usia Anda 40 tahun, maka 110-40 = 70. Jadi 70% ekuitas / 30 % obligasi.

Demikian Persiapan Hari Tua Dengan Manajemen Pensiun,  Semoga bermanfaat.

Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen Dari Berbagai Zaman

Kali ini Saya akan berbagi tentang Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen Dari Berbagai Zaman kepada teman-teman Artikel Ini Bertujuan Untuk Menambahkan Wawasan Kita Tentang Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen Dari Berbagai Zaman Jika Teman-Teman Suka Dengan Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen Dari Berbagai Zaman silahkan berbagi kepada teman-teman yg lainnya Ya udah Langsung saja Membaca Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen Dari Berbagai Zaman ke TKP
Ok. Sobat blogger kali ini bagi sobat yang memerlukan info tentang Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen Dari Berbagai Zaman yang tentunya bermanfaat bagi sobat yang ingin menyusun skirpsi atau bahan karya imiah dan tulisan tentang Ilmu Manajemen dan Administrasi perkantoran silahkan simak berikut ini:
Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen Dari Berbagai Zaman:
manajemen
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi moderen saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan yang dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.
  • Pemikiran awal manajemen

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut "pabrik." Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
  • Era manajemen ilmiah

Frederick Winslow Taylor.
frederick wilson taylor. imgEra ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson[9] Manajemen ilmiah dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya, Principles of Scientific Management, pada tahun 1911. Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah sebagai "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen moderen.
Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth. Henry Gantt. yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Compan, menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efesien.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.[10] Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "manajemen sains", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.
  • Era manusia sosial

Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen sains. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924. Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien". Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu yang menjadikan kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen universal, sementara itu pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" yang didasarkan pada gagasan bahwa atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.
  • Era moderen

Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. (1) Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas meningkat; (3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi dan diimplementasikan.
Demikian penjelasan singkat tentang Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen Dari Berbagai Zaman  semoga bermanfaat bagi para sobat blogger yang lagi mencari bahan untuk melengkapi karya ilmiahnya.


Tujuan Manajemen Administrasi Perkantoran Menurut George Terry

Kali ini Saya akan berbagi tentang Tujuan Manajemen Administrasi Perkantoran Menurut George Terry kepada teman-teman Artikel Ini Bertujuan Untuk Menambahkan Wawasan Kita Tentang Tujuan Manajemen Administrasi Perkantoran Menurut George Terry Jika Teman-Teman Suka Dengan Tujuan Manajemen Administrasi Perkantoran Menurut George Terry silahkan berbagi kepada teman-teman yg lainnya Ya udah Langsung saja Membaca Tujuan Manajemen Administrasi Perkantoran Menurut George Terry ke TKP
George Terry. img

Sobat blogger semuanya, kali ini saya akan Berbagi Ilmu Tentang Tujuan Manajemen Administrasi Perkantoran, ayo kita simak info berikut ini:
Tujuan Manajemen Administrasi Perkantoran:
Menurut George Terry dalam bukunya yang berjudul Office Management and Control, yaitu:
  1. Memberikan semua keterangan yang lengkap dan diperlukan siapa saja, kapan dan di mana hal itu diperlukan untuk pelaksanaan perusahaan secara efisien
  2. Memberikan catatan dan laporan yang cukup dengan biaya serendah-rendahnya.
  3. Membantu perusahaan memelihara persaingan.
  4. Memberikan pekerjaan ketatausahaan yang cermat
  5. Membuat catatan dengan biaya minimal
Untuk referensi lain silahkan sobat blogger tanya kepada bapak guru, dosen, kakak, abang, mas atau om googgle pasti ketemu dech referensi lain Tentang Tujuan Manajemen Administrasi Perkantoran..Semoga bermanfaat..